Anomali Coffee Pakubuwono: Ngopi Asik Di Selatan Jakarta

Ngopi Sore di Selatan Jakarta

Anomali Coffee pemain lama di industri kopi Indonesia ini terus konsisten membuat kopi Indonesia naik kelas di negerinya sendiri. Nama besar Anomali Coffee memang sudah tak perlu diragukan lagi, secangkir kopi asli Indonesia akan terasa sangat spesial di sini. Gerai kopi asli Indonesia yang sudah memiliki beberapa cabang ini juga sudah punya banyak penggemar.

Apalagi di selatan Jakarta, tidak terlalu sulit menemukan Anomali Coffee. Salah satu gerai terbaru kepunyaan Anomali Coffee terletak di Jalan Pakubuwono.

Ambience Anomali Coffee Pakubuwono - luar

Menemukan gerai kopi kecil di tengah suasana hiruk pikuk Jalan Pakubuwono menjadi salah satu hal yang spesial. Masuk ke Anomali Coffee Pakubuwono kamu akan langsung disambut semerbak harum kopi yang akan langsung membangunkanmu dari kelelahan.

Berbeda dengan gerai Anomali Coffee yang lain, gerai terbaru ini lebih terkesan homy walaupun punya interior yang mirip dengan gerai lainnya. Interior serba kayu dengan dinding batu bata yang sengaja dibiarkan terekspos, kesan hangat langsung bisa kamu rasakan. Mungkin salah satu alasannya adalah Anomali Coffee Pakubuwono ini ukurannya jauh lebih kecil dengan ambience yang lebih tenang.

Ambience Anomali Coffee Pakubuwono - Dalam

Walaupun tidak jarang juga penggemar kopi Anomali yang menghabiskan waktu untuk ngobrol atau malah berjam-jam bekerja menghadap laptop. Suasana yang serba nyaman ini akan langsung meningatkanmu pada suasana rumah. Bayangkan saja sedang meminum kopi Aceh Gayo di teras depan rumah.

Kopi Anomali Coffee Pakubuwono

Bedanya kopi-kopi ini sudah diracik oleh barista-barista handal Anomali Coffee. Kamu bisa melihat proses pembuatan kopimu sendiri di sini. Barista Anomali Coffee akan dengan lihai mengolah bubuk kopi menjadi secangkir kopi sesuai dengan pesanamu. Hangat ataupun panas rasa khas kopi Anomali akan terasa sama enaknya. 

Sama seperti gerai lainnya di Anomali Coffee Pakubuwono setiap Kamis, jam 4 sore ada coffee cuppinggratis. Kamu yang tertarik dengan kopi bisa langsung belajar mengenai coffee cupping di sini.

Cupping Coffe Anomali

Event yang diadakan setiap hari Kamis setiap pukul 16.00 WIB ini benar-benar gratis. Di coffee cupping kamu bisa mendapatkan informasi bagaimana memilih kopi dengan rasa terbaik. Para barista di Anomali Coffee akan dengan senang hati mengajarkan dan memberikan informasi mengenai kopi asli Indonesia.

Selain kopi-kopi single origin, Anomali Coffee juga terkenal karena rasa makanannya yang nggak main-main. Kalau biasanya kedai kopi mempunyai rasa makanan yang serba tanggung, di Anomali Coffee rasa makanannya juga dianggap serius seperti secangkir kopi single origin.

Makan Besar Anomali Coffee

Walaupun pilihannya tidak terlalu banyak, makanan di Anomali Coffee bisa jadi teman ngopi yang asik. Mulai dari makanan ringan seperti nachos atau quesadilla, Anomali juga menyediakan menu makanan yang mengenyangkan seperti nasi goreng kambing.

Anomali Coffee Pakubuwono juga bisa dijadikan tempat pilihan untuk mengisi energi di pagi hari. Gerai terbaru Anomali Coffee ini buka dari pukul 7 pagi jadi sebelum berangkat ke kantor kamu bisa memesan kopi plus menu sarapan favoritmu.

Sarapan Anomali Coffee

Anomali Coffee Pakubuwono bisa menjadi tempat ngopi favoritmu yang baru karena lokasinya yang strategis plus suasana gerainya pun nyaman banget. Di sini kamu bisa melakukan banyak hal mulai dari sekedar nongkrong sama teman sampai meeting sama klien.

Khusus pembaca ShopBack Blog dapatkan promo Buy 1 Get 1 (Syarat dan Ketentuan berlaku) di Anomali Coffee Pakubuwono dan Kemang.

Ikut Kontes Ceritain Kopi Indonesia Berhadiah ke Gunung Halu

Oleh Annissa Wulan (Liputan 6) 11 Maret 2017, 08:00 WIB

Liputan6.com , Jakarta Kopi dan ngopi kini sudah menjadi gaya hidup sebagian besar kaum urban. Namun, faktanya mereka lebih senang menikmati kopi bukan di kedai lokal.

Selain gengsi, mereka beranggapan kopi dari luar negeri jauh lebih nikmati ketimbang kopi Indonesia. Faktanya, mereka hanya belum mengerti kisah menarik di balik setiap kopi.

Movement ini juga didukung oleh Arterous, art marketplace yang menghadirkan lebih dari produk karya 300 seniman independen lokal Indonesia di Alun-Alun Indonesia. Anda bisa menemukan karya seni tersebut di Restoran Palalada, Grand Indonesia sejak 3 sampai 4 Maret 2017.

Untuk menarik perhatian masyarakat dengan kopi lokal, Anomali dan Alun-Alun Indonesia membuat sebuah movement 'Ceritain Kopi Indonesia'. Anda juga bisa berpartisipasi dalam gerakan 'Ceritain Kopi Indonesia' sekaligus berkesempatan ke Gunung Halu.

Caranya, datang ke Restoran Palalada, Alun-Alun Indonesia, Grand Indonesia dan memotret sudut yang ada di sana. Kemudian unggah di Instagram Anda dengan menandai Anomali, Arterous, dan Indonesia Coffee Academy. Serta memberikan tagar Ceritain Kopi Indonesia, Anomali, dan Arterous, kemudian berikan cerita paling menarik yang pernah Anda alami saat menikmati kopi Indonesia.

Di sana Anda bisa menemukan berbagai merchandising, yang setiap produknya memiliki cerita menarik tentang kopi. Selain itu, Anda juga bisa berpartisipasi dalam movement Ceritain Kopi Indonesia dengan berbagi cerita menarik tentang kopi yang pernah Anda rasakan dengan kompetisi foto yang berhadiah ke Gunung Halu. Ada apa di Gunung Halu?

Banyak yang bertanya apa keistimewaan Gunung Halu sehingga terpilih sebagai apresiasi atas para pecinta kopi yang ikut serta dalam movement Ceritain Kopi Indonesia. Ternyata alasannya sungguh istimewa sebab biji kopi di Gunung Halu punya nilai yang hampir sempurna. 

"Gunung Halu di Jawa Barat punya biji kopi yang kita bilang 90+ coffee, karena kami punya nilai kopi maksimal 80. Ayok ikut kami ke sana, mereka punya rahasia pupuk dan cairan rahasia untuk menghasilkan biji kopi yang benar-benar beda dari yang lainnya," cerita Irvan Helmi,  Co-founder Anomali Coffee saat ditemui tim Liputan6.com.

Menikmati Kopi di Anomali Coffee Pik Avenue!

Halo temen-temen pecinta kuliner. Nah, sekarang kita mau agak berubah sedikit nih haluannya jadi coffee hopping ke spot terbaru yakni Anomali Coffee di PIK Avenue. Bagi temen-temen yang belum tau coffee shop ini, yuk mari kita ulas sedikit demi sedikit rasa yang ditawarkan ditempat ini.





Pertama-tama, tempat Anomali Coffee ini berada di Lobby pintu masuk PIK Avenue dan berlokasi strategis menurut Diarymakan untuk menjadi spot yang meriah banget nih temen-temen.







Gak cuman itu aja, mereka menyuguhkan menu-menu yang dibilang lezat dan fantastis. Ada waffle pula ditempat ini, namun kopi mereka pun juga beraneka ragam. Sempat mencobain, Cold Brew buatan mereka dengan rasa Vanilla Latte, yang bahkan buat kita yang bukan pecinta kopi terasa enak dan enak buat dicicipi. Green Tea Latte hotnya pun juga seger banget, dan bisa menjadi alternatif untuk kamu ngopi nih temen-temen




Tempatnya pun memiliki desain yang cukup unik dan cozy untuk dinikmati oleh para pecinta Coffee Hopper. Akhir kata sangat rekomen untuk kamu coba.

"Ceritain Kopi Indonesia", Kisah di Balik Secangkir Kopi...

Gerakan Ceritain Kopi Indonesia untuk lebih mengenal tentang kopi yang berasal dari Indonesia, bukan hanya jenisnya namun juga ceriota dibalik kopi itu sendiri.
JAKARTA, KOMPAS.com - Mengawali hari dengan secangkir kopi untuk sebagian orang sudah menjadi suatu gaya hidup atau kebiasaan. Beragam alasan untuk meminum kopi, mulai dari rasanya, aromanya hingga berasal dari mana kopi tersebut.

“Dengan fenomena yang terjadi terhadap kopi akhir-akhir ini, Anomali Coffee bekerja sama dengan Alun-Alun Indonesia, Indonesia Coffee Academy,  Printerous dan Arterous menggagas suatu gerakan atau movement yang bertajuk ‘Ceritain Kopi Indonesia‘,“ ujar Co-Founders Anomali Coffee, Irvan Helmi dalam media gathering di Alun-Alun Indonesia, di Jakarta, Kamis (9/3/2017).

“Gerakan ini tentu saja dilihat dari fenomena yang juga terjadi di kalangan masyarakat Indonesia saat ini. Mereka cenderung lebih menyukai produk kopi yang berasal dari luar negeri atas dasar gengsi. Juga, dengan gerakan ini kami bukan hanya memperkenalkan kopi asal Indonesia, namun juga cerita di balik terciptanya kopi tersebut, bagaimana memprosesnya dan cerita lainnya yang belum banyak diketahui oleh orang banyak," ujarnya.

KOMPAS.COM/Alek KurniawanSalah satu merchandise Ceritain Kopi Indonesia di Alun-Alun Indoenesia, Grand Indonesia, Jakarta.
Hal serupa juga dikemukakan oleh Co-Founders Anomali Coffee, Agam Abhari.

“Lewat gerakan ini kami ingin mengajak masyarakat untuk mencintai produk kopi Indonesia dan jangan malu mengonsumsinya. Kita harusnya bangga karena Indonesia merupakan salah satu pelaku kopi terbesar di dunia,” ujar Agam.

Secara garis besar, gerakan ‘Ceritain Kopi Indonesia’ ini adalah mempromosikan kopi yang berasal dari tanah Indonesia kepada masyarakat Indonesia itu sendiri juga dunia luar dengan cerita-cerita di balik harumnya secangkir kopi.

Media promosi yang digunakan oleh Anomali Coffee dan partner adalah merchandising. Di setiap merchandise yang tersedia, terdapat cerita-cerita tentang kopi yang mungkin belum banyak didengar.

“Saat mereka (Anomali Coffee) menceritakan tentang gerakan ini, kami (Arterous) langsung tertarik dengan gagasannya. Karena di sini, gerakan ‘Ceritain Kopi Indonesia’ mempunyai andil yang besar terhadap kemajuan kopi Indonesia di masa mendatang,” kata Brand Manager Arterous, Eric Wirjanata pada kesempatan yang sama.

Jika Anda ingin mengetahui lebih dalam tentang gerakan ini, Anda bisa mengunjungi Alun-Alun Indonesia yang terletak di Grand Indonesia, Jakarta.

Anak muda ini ceritakan Indonesia lewat secangkir kopi, keren banget

Yani Andriansyah (Brilio.net) 02 Januari 2017 20:32

"Berjuang keras agar kopi Indonesia jadi tuan rumah di negeri sendiri"

Brilio.net - Ngopi, sekarang sudah jadi tren di kalangan anak muda urban. Nggak heran kalau setiap kedai kopi selalu dipenuhi pengunjung yang rata-rata anak muda.

Di Jakarta, nama Anomali Coffee sudah nggak asing bagi kaum muda. Selain tempatnya yang asyik buat nongkrong, kedai ini juga menyajikan kopi asli Indonesia. Selain itu, pengunjung di sini nggak cuma bisa ngopi, tapi mereka juga belajar dan mengetahui dari mana kopi itu berasal.

Hal ini disebabkan tagline Anomali Coffee, “Ceritain Kopi Indonesia” yang memang sengaja diciptakan untuk mengangkat nama Indonesia sebagai salah satu negara penghasil kopi terbesar di dunia. Tagline itulah yang menciptakan ikatan (engagement) antara konsumen dan kopinya.

foto: Yani Andriansyah/brilio.net


“Alhamdulillah untuk top of mind kopi Indonesia ya Anomali. Ini butuh perjuangan lama, bertahun-tahun,” kata Irvan Helmi, salah satu pendiri Anomali Coffee. 

Pria yang punya latar belakang pendidikan programming ini mengaku, saat awal mendirikan Anomali Coffee bersama rekannya, Muhammad Abgari (Agam) benar-benar “buta” soal bisnis kopi. Agam berlatar belakang pendidikan teknik mesin

“Nggak ada background kuliner. Ini dasarnya benar-benar karena passion. Saya memang suka banget sama kopi dari SMP. Saat SMA saya sering beli kopi di Pasar Jatinegara atau Cikini,” ujar Irvan.

Kegemaran meminum kopi membuat Irvan terbersit untuk membuka bisnis ini. Dia melihat peluang karena selama ini belum pernah ada kafe yang sekaligus mengurasi kopi Indonesia. Sejak 2005, Irvan mulai berpikir membuka bisnis sekaligus bisa menjadi kurator kopi asli Indonesia.  

foto: Yani Andriansyah/brilio.net


“Indonesia negara yang menghasilkan kopi paling beragam di dunia mulai dari Aceh sampai Papua, jenisnya ratusan. Bayangkan kok nggak ada yang perhatikan. Kita learning by doing,” tegas alumnus Universitas Indonesia jurusan Ilmu Komputer ini.

Akhirnya pada 1 Agustus 2007, pria kelahiran 11 April 1982 ini pun mendirikan Anomali Coffee dengan misi mengurasi kopi asli Indonesia. Langkah kedua pemuda ini membuka kedai kopi sangat tepat di tengah serbuan kedai kopi asing di Indonesia.


Saat ini Anomali Coffee sudah ada di dua kota besar di Indonesia. Lima kedai di Jakarta dan dua di Bali. Nggak cuma itu lho. Anomali Coffee juga sudah punya sekolah khusus barista, Indonesia Coffee Academy.

Mereka melihat ngopi sudah menjadi gaya hidup anak muda urban. Selain itu potensi pasarnya menjanjikan. Mereka mengambil ceruk pasar sekaligus membuat kopi Indonesia punya panggungnya sendiri di Tanah Air. “Saat itu kita melihat peluangnya besar secara bisnis,” kata alumnus SMU Islam Al-Azhar ini.

Tapi bukan perkara mudah saat awal mendirikan kafe ini. Mereka kesulitan mencari kopi mentah (green bean) yang rasanya kompleks, bersih dan berkualitas. Tapi mereka nggak nyerah lho.

Uniknya, sejak Anomali Coffee berdiri, setiap Kamis pukul 15.00 WIB, mereka menggratiskan tiga cup kopi untuk setiap orang agar bisa nyobain kopi dari beberapa daerah di Indonesia. “Sampai segitunya kita ingin memperkenalkan kopi Indonesia,” kata Irvan.

foto: Yani Andriansyah/brilio.net

Selain itu, mereka juga sama sekali nggak pernah kepikiran bermain di sektor hulu, penghasil kopi. Namun sejak 2015, mereka akhirnya bisa memiliki fasilitas pemrosesan kopi di Jawa Barat.
 
“Bisa dibilang investasi ke sana. Padahal kita cuma sekadar kafe kopi. Ini negara kita sendiri. Kita mesti bersyukur. Bayangkan kalau kita bukan negara penghasil, bagaimana susahnya mencari kopi. Kita bisa membuat perubahan sampai ke penghasil, ke hulu,” kata Irvan.

Dengan tren ngopi yang semakin meningkat, Irvan berharap Anomali Coffee bisa mewujudkan keinginan konsumen yang mencari rasa kopi yang lebih bervariasi. Tapi yang lebih penting, ia ingin menceritakan Indonesia dalam secangkir kopi. Keren banget kan.

Modal Rp 1,5 M, bisa buka warung kopi pendapatan Rp 500 juta/bulan

Minggu, 4 September 2016 17:40  Reporter : Idris Rusadi Putra
Biji kopi. ©2012 Merdeka.com

Merdeka.com - Bagi anak muda yang tertarik membuka waralaba coffee shop atau warung kopi bisa mencoba 'brand' Anomali Coffee. Coffee shop ini menghadirkan 7 macam kopi dari seluruh Indonesia, salah satunya Aceh. Produk dan bahan baku dibuat sendiri tanpa mengambil dari pihak lain.

Anomali Coffee untuk pertama kalinya membuka kesempatan bagi masyarakat yang ingin franchise atau menggunakan nama mereka. Modal yang harus dikeluarkan sebesar Rp 1,5 miliar -Rp 2 miliar tergantung besaran bangunan.

"Yang jelas pertama pemilik yang berkeinginan untuk join Anomali harus sediakan lokasi. Nanti dari tim Anomali Coffee akan lakukan visibilty study dengan lokasi tersebut untuk mengetahui marketnya. Nah kita akan lihat lokasi tersebut, trafficnya atau marketnya kita bisa dapat minimal 400 transaksi atau kurang lebih Rp 500 juta perbulan, kalau kurang dari itu kita enggak lanjut," Kata Azis.

Menurutnya, angka Rp 500 juta penting, bagi investor dan Anomali. Sebab, modal yang dikeluarkan juga cukup besar.

Keuntungannya yang akan diterima oleh masyarakat dengan franchise Anomali Coffee adalah mendapatkan Brand Anomali Coffee. Sekaligus, bahan-bahan yang jauh lebih murah dari harga pasar.

"Kami menyediakan bahan-bahan dan alat sendiri, jadi masyarakat hanya cukup sediakan modal dan bangunan yang strategis," ungkap Azis.

Seluruh kopi yang tersedia di Anomali Coffee memiliki rasa berbeda dari kopi umumnya yang pahit. Berbeda juga dengan kopi sachet yang dijual di warung.

"Kopi kami memiliki taste yang berbeda, kami berikan rasa asam dari buah kopi tersebut, sebenarnya bukan asam, tapi fruity. Sehingga rasa kopi yang akan dijual lebih beda dibandingkan kopi Indonesia yang dijual di tempat lain," kata Abdul.

More Indonesians take to local specialty coffee 

Dozens of cafes have sprung up particularly in urban areas, catering to the palates of middle-class Indonesians responding to coffee's third wave. This wave, which is shaping the coffee culture in major cities worldwide, is a move to provide specialty coffees to consumers who are able to appreciate the nuances of the brew.

These specialty coffees have achieved at least 80 out of 100 in their cupping score, an index used to evaluate a brew. One of them is the Aceh Gayo, a full-bodied coffee with earthy tones, from Sumatra.

Aceh Gayo is only one of more than 100 specialty coffees grown in Indonesia, which makes the country perhaps the most diverse coffee-producing nation in the world. Indonesia is also the world’s fourth-largest coffee producer, with at least seven coffee-growing regions.

However, three-quarters of the beans grown in the country belong to the Robusta species, often perceived to be of lower quality. For decades, Indonesians had no access to the small number of specialty coffees the country produced. 

The range, which came from highly-prized Arabica beans and accounting for less than 5 per cent of total coffee production, was mostly enjoyed outside the country - exported - until the coffee culture hit home 10 years ago.

Thirty-two-year-old Muhammad Abgari started Anomali Coffee with a friend soon after returning from his studies in Australia. The cafe serves exclusively Indonesian beans, eager to allow locals to enjoy and appreciate their country's best coffee. 

With six outlets in Indonesia and a first overseas venture likely in Singapore soon, he believes there is more that Indonesia can offer to the world’s coffee geeks.

“We haven’t already explored everything here in Indonesia," said Mr Muhammad Abgari. "I think the trend of specialty coffee itself has only gotten better in the last two to three years. The cupping score has risen significantly. But now the trend is being infiltrated by the foreign coffees coming in.” 

One of them is St Ali, a well-known chain from Australia. It recently opened its first Indonesian franchise in Jakarta. 

Despite being one of the world’s top coffee producers, each Indonesian drinks just over one kilogramme of it per year, compared to the 10 kilogrammes that each person consumes in Finland, the world's top coffee drinking-nation.

But St Ali's co-owner in Indonesia, Mr Aston Utan, believes the market for specialty coffee in Indonesia will grow along with the burgeoning middle class that currently stands at 74 million people, and which is expected to double by 2020.

“The urban areas are the perfect areas to grow coffee culture because that’s where you find the more educated consumers, consumers who have travelled and consumers who have broadened their horizons," said Mr Aston.

"A lot of them have travelled to distant places or even gone to schools in different places. They've had these (coffee) experiences there and they are looking for the same thing here," he added.

By the looks of things, the prospects for specialty coffee taking root in Indonesia appear rosy, and globally too, as Indonesian specialty coffee takes centrestage for the first time in the US in April as part of the exhibition by the Specialty Coffee Association of America.

KBRI Wellington promosikan coklat dan kopi

KBRI Wellington promosikan coklat dan kopi
Ilustrasi Panen kopi robusta (Antara Foto/Aditya Pradana Putra)
Jakarta (ANTARA News) - KBRI Wellington menggelar "Coffee Cupping and Chocolate Tasting" untuk mempromosikan kopi dan coklat asal Indonesia dengan narasumber Irvan Helmi, pendiri Anomali Coffee dan Pipiltin Cocoa dari Jakarta.

Siaran pers yang diterima Antara di Jakarta, Sabtu menyebutkan, acara ini yang berlangsung Jumat (30/10) bertujuan untuk meningkatkan pemasaran produk kopi dan coklat Indonesia ke Selandia Baru khususnya Wellington yang memiliki budaya minum kopi yang cukupt inggi.

Dari hasil survei CNN tahun 2014, Wellington merupakan salah satu dari delapan destinasi kopi internasional.  

Dubes RI di Wellington Jose Tavares menyampaikan bahwa Indonesia adalah produsen biji kakao terbesar ketiga di dunia sehingga pembuat coklat di Selandia Baru dapat memanfaatkan Indonesia sebagai alternatif sumber coklat yang dapat diandalkan.

Demikian pula dengan kopi Indonesia, menurut dia, karakteristiknya yang unik, aroma yang kuat serta tingkat asam yang rendah, diyakini dapat memperkaya variasi sajian kopi di kafe-kafe Selandia Baru.

Kopi Indonesia yang disajikan dalam acara ini terdiri atas kopi Aceh Gayo, Mandailing Sumatra, Jawa Barat, Kintamani Bali, Toraja dan Wamena (Papua). 

Pada kesempatan mencicipi rasa coklat, peserta merasakan coklat asal Pidie Jaya Aceh, Glenmore Banyuwangi, Tabanan Bali, dan Tanazozo Flores dalam bentuk coklat batangan, serbuk dan selai.

Para peserta menyukai cita rasa kopi dan coklat Indonesia yang disajikan. 

"Saya menyukai variasi cita rasa coklat dari berbagai daerah ini, khususnya coklat Pidie yang memiliki aroma rempah dan tembakau," ujar seorang pembuat coklat di Wellington. Pada acara ini juga hadir coffee roaster Wellington yang telah mengimpor kopi Jawa Barat dan memasarkan sebagai "single origin coffee" di Selandia Baru.

Ekspor kopi Indonesia ke Selandia Baru pada tahun 2014 tercatat sebesar 675,5 ton senilai 4,1 juta dolar AS sedangkan ekspor coklat pada tahun yang sama senilai 10,6 juta dolar. 

Editor: Ruslan Burhani

Bisnis Coffee Shop Sangat Menguntungkan Jika Memahami Kopi Secara Penuh

Deani Sekar Hapsari - detikFood
Senin, 12/05/2014 10:36 WIB
Bisnis Coffee Shop Sangat Menguntungkan Jika Memahami Kopi Secara Penuh
Minum kopi kini tak harus di rumah. Tradisi minum kopi sudah bergeser ke kafe dengan racikan minuman kopi yang bervariasi. Bisnis coffee shop tak sekedar menyediakan kopi, ternyata ada hal penting yang perlu dipahami.

Jika sedang berkeliling kota besar, makin banyak coffee shop yang menawarkan kopi- kopi khas Indonesia. Walau dari segi usaha terlihat menjanjikan, perlu diperhatikan faktor- faktor penting untuk membuat usaha terus sukses.

Untuk memberikan pengetahuan kopi dan manajemen coffee shop kali ini DetikFood bekerjasama dengan Anomali Coffee menggelar 'Coffee Shop Management Workshop'. Acara yang diikuti dengan antusia oleh peserta digelar pada Sabtu (10/05/2014) di Jl. Senopati Raya No. 19, Jakarta Selatan. Workshop dibuka oleh Ivan Helmi selaku pendiri Anomali Coffee.

Secara ringkas ia menjelaskan mengenai perkembangan tradisi minum kopi dalam 3 tahapan. Mulanya kopi dinikmati dari kemasan dan bisa dikonsumsi dimana saja, lalu hadir kafe jaringan global sebagai 'tempat ngopi'. Kini kopi dipandang sebagai produk artisan yang sumber hingga proses roastingnya benar- benar terbatas dan berkualitas.

Untuk membangun coffee shop yang sukses, Ivan menegaskan untuk mengesampingkan 'ego owner'. Karenanya sebelum membangun harus memastikan target market dan desain kafe yang cocok. Bentuk usaha kopi pun ternyata tak hanya dalam bentuk kafe bisa dalam bentuk booth hingga mobile cart.

Pengalaman minum kopi juga bergantung pada pilihan pengusaha memilih Full Service atau Bar Service. “Ini juga menjadi faktor yang perlu dipertimbangkan, yang menjelaskan menu di full service adalah pelayan sementara bar service adalah barista. Untuk bar service lebih baik pilih menu kopi yang sederhana,” tutur Ivan.

Karena barista menjadi ujung tombak, pelatihannya pun tak boleh main- main. Menurut Resianri Triane selaku Training Manager, para barista perlu tahu perbedaan arabica dan robusta, roasting, coffee cupping, hingga coffee glossary. Yang tak kalah penting adalah cara berkomunikasi dan melayani pelanggan.

Tingkat penjualan biji kopi, minuman kopi, single origin, dan kopi fusion pun diungkapkan. Diskusi berlangsung seru dengan para peserta yang penasaran mengulik cash flow untuk kedai kopi.

“Dengan harga yang turun, belum tentu kafe kita akan merugi mungkin saja kita bisa untung karena hal tersebut malah membawa lebih banyak orang untuk datang,” jelas Ivan.

Agar mendapat gambaran, sebuah tabel simulasi diperlihatkan untuk mengukur target orang yang akan masuk kafe dengan keuntungan yang didapat. Para peserta antusias mencoba simulasi dengan memasukkan angka perkiraan penjualan sehingga bisa mendapat perkiraan keuntungan.

Para pemilik kafe atau coffee shop pastinya harus mengenal jelas karakter kopi. Maka dari itu, peserta langsung mendapatkan pelajaran cara mengenal karakter kopi yang dibuat dari beberapa alat oleh Azis dari Anomali Coffee. Sementara pembuatan esprsso didampingi oleh Resianri Triane.

“Sebenarnya apa sih mas perbedaan heavy dan light body itu?,” tanya seorang peserta. Cara merasakannya tak terlalu sulit yaitu hanya dengan menahan kopi di dalam mulut dan merasakan kekentalannya. Dengan satu gelas isi kopi sumatra dan satu Java, dengan jelas para peserta langsung mendeskripsikan citarasa kopi yang diminum mulai dari asam hingga mempunyai sentuhan rasa buah.

Pesertapun diberi kesempatan mencicipi kopi Java hingga Gold Label berupa biji kopi dari lembah Baliem, Papua. Sementara di kelompok lain bersama dengan seorang barista peserta bisa melihat dan mempraktekkan cara membuat espresso yang benar dengen mesin espresso.

Workshop pun diakhiri dengan menyeruput kopi khas Anomali Coffee dan menyantap pastry serta kue andalannya. Sambil menikmati kopi merekapun melanjutkan diskusi dengan Irvan yang berlangsung makin seru karena beberapa peserta sudah mulai berkonsultasi. Belum kebagian tiket workshop ini? Tunggu acara workshop berikutnya ya!