Bisnis Coffee Shop Sangat Menguntungkan Jika Memahami Kopi Secara Penuh
Senin, 12/05/2014 10:36 WIB
Minum kopi kini tak harus di rumah. Tradisi minum kopi sudah bergeser ke kafe dengan racikan minuman kopi yang bervariasi. Bisnis coffee shop tak sekedar menyediakan kopi, ternyata ada hal penting yang perlu dipahami.
Jika sedang berkeliling kota besar, makin banyak coffee shop yang menawarkan kopi- kopi khas Indonesia. Walau dari segi usaha terlihat menjanjikan, perlu diperhatikan faktor- faktor penting untuk membuat usaha terus sukses.
Untuk memberikan pengetahuan kopi dan manajemen coffee shop kali ini DetikFood bekerjasama dengan Anomali Coffee menggelar 'Coffee Shop Management Workshop'. Acara yang diikuti dengan antusia oleh peserta digelar pada Sabtu (10/05/2014) di Jl. Senopati Raya No. 19, Jakarta Selatan. Workshop dibuka oleh Ivan Helmi selaku pendiri Anomali Coffee.
Secara ringkas ia menjelaskan mengenai perkembangan tradisi minum kopi dalam 3 tahapan. Mulanya kopi dinikmati dari kemasan dan bisa dikonsumsi dimana saja, lalu hadir kafe jaringan global sebagai 'tempat ngopi'. Kini kopi dipandang sebagai produk artisan yang sumber hingga proses roastingnya benar- benar terbatas dan berkualitas.
Untuk membangun coffee shop yang sukses, Ivan menegaskan untuk mengesampingkan 'ego owner'. Karenanya sebelum membangun harus memastikan target market dan desain kafe yang cocok. Bentuk usaha kopi pun ternyata tak hanya dalam bentuk kafe bisa dalam bentuk booth hingga mobile cart.
Pengalaman minum kopi juga bergantung pada pilihan pengusaha memilih Full Service atau Bar Service. “Ini juga menjadi faktor yang perlu dipertimbangkan, yang menjelaskan menu di full service adalah pelayan sementara bar service adalah barista. Untuk bar service lebih baik pilih menu kopi yang sederhana,” tutur Ivan.
Karena barista menjadi ujung tombak, pelatihannya pun tak boleh main- main. Menurut Resianri Triane selaku Training Manager, para barista perlu tahu perbedaan arabica dan robusta, roasting, coffee cupping, hingga coffee glossary. Yang tak kalah penting adalah cara berkomunikasi dan melayani pelanggan.
Tingkat penjualan biji kopi, minuman kopi, single origin, dan kopi fusion pun diungkapkan. Diskusi berlangsung seru dengan para peserta yang penasaran mengulik cash flow untuk kedai kopi.
“Dengan harga yang turun, belum tentu kafe kita akan merugi mungkin saja kita bisa untung karena hal tersebut malah membawa lebih banyak orang untuk datang,” jelas Ivan.
Agar mendapat gambaran, sebuah tabel simulasi diperlihatkan untuk mengukur target orang yang akan masuk kafe dengan keuntungan yang didapat. Para peserta antusias mencoba simulasi dengan memasukkan angka perkiraan penjualan sehingga bisa mendapat perkiraan keuntungan.
Para pemilik kafe atau coffee shop pastinya harus mengenal jelas karakter kopi. Maka dari itu, peserta langsung mendapatkan pelajaran cara mengenal karakter kopi yang dibuat dari beberapa alat oleh Azis dari Anomali Coffee. Sementara pembuatan esprsso didampingi oleh Resianri Triane.
“Sebenarnya apa sih mas perbedaan heavy dan light body itu?,” tanya seorang peserta. Cara merasakannya tak terlalu sulit yaitu hanya dengan menahan kopi di dalam mulut dan merasakan kekentalannya. Dengan satu gelas isi kopi sumatra dan satu Java, dengan jelas para peserta langsung mendeskripsikan citarasa kopi yang diminum mulai dari asam hingga mempunyai sentuhan rasa buah.
Pesertapun diberi kesempatan mencicipi kopi Java hingga Gold Label berupa biji kopi dari lembah Baliem, Papua. Sementara di kelompok lain bersama dengan seorang barista peserta bisa melihat dan mempraktekkan cara membuat espresso yang benar dengen mesin espresso.
Workshop pun diakhiri dengan menyeruput kopi khas Anomali Coffee dan menyantap pastry serta kue andalannya. Sambil menikmati kopi merekapun melanjutkan diskusi dengan Irvan yang berlangsung makin seru karena beberapa peserta sudah mulai berkonsultasi. Belum kebagian tiket workshop ini? Tunggu acara workshop berikutnya ya!
Jika sedang berkeliling kota besar, makin banyak coffee shop yang menawarkan kopi- kopi khas Indonesia. Walau dari segi usaha terlihat menjanjikan, perlu diperhatikan faktor- faktor penting untuk membuat usaha terus sukses.
Untuk memberikan pengetahuan kopi dan manajemen coffee shop kali ini DetikFood bekerjasama dengan Anomali Coffee menggelar 'Coffee Shop Management Workshop'. Acara yang diikuti dengan antusia oleh peserta digelar pada Sabtu (10/05/2014) di Jl. Senopati Raya No. 19, Jakarta Selatan. Workshop dibuka oleh Ivan Helmi selaku pendiri Anomali Coffee.
Secara ringkas ia menjelaskan mengenai perkembangan tradisi minum kopi dalam 3 tahapan. Mulanya kopi dinikmati dari kemasan dan bisa dikonsumsi dimana saja, lalu hadir kafe jaringan global sebagai 'tempat ngopi'. Kini kopi dipandang sebagai produk artisan yang sumber hingga proses roastingnya benar- benar terbatas dan berkualitas.
Untuk membangun coffee shop yang sukses, Ivan menegaskan untuk mengesampingkan 'ego owner'. Karenanya sebelum membangun harus memastikan target market dan desain kafe yang cocok. Bentuk usaha kopi pun ternyata tak hanya dalam bentuk kafe bisa dalam bentuk booth hingga mobile cart.
Pengalaman minum kopi juga bergantung pada pilihan pengusaha memilih Full Service atau Bar Service. “Ini juga menjadi faktor yang perlu dipertimbangkan, yang menjelaskan menu di full service adalah pelayan sementara bar service adalah barista. Untuk bar service lebih baik pilih menu kopi yang sederhana,” tutur Ivan.
Karena barista menjadi ujung tombak, pelatihannya pun tak boleh main- main. Menurut Resianri Triane selaku Training Manager, para barista perlu tahu perbedaan arabica dan robusta, roasting, coffee cupping, hingga coffee glossary. Yang tak kalah penting adalah cara berkomunikasi dan melayani pelanggan.
Tingkat penjualan biji kopi, minuman kopi, single origin, dan kopi fusion pun diungkapkan. Diskusi berlangsung seru dengan para peserta yang penasaran mengulik cash flow untuk kedai kopi.
“Dengan harga yang turun, belum tentu kafe kita akan merugi mungkin saja kita bisa untung karena hal tersebut malah membawa lebih banyak orang untuk datang,” jelas Ivan.
Agar mendapat gambaran, sebuah tabel simulasi diperlihatkan untuk mengukur target orang yang akan masuk kafe dengan keuntungan yang didapat. Para peserta antusias mencoba simulasi dengan memasukkan angka perkiraan penjualan sehingga bisa mendapat perkiraan keuntungan.
Para pemilik kafe atau coffee shop pastinya harus mengenal jelas karakter kopi. Maka dari itu, peserta langsung mendapatkan pelajaran cara mengenal karakter kopi yang dibuat dari beberapa alat oleh Azis dari Anomali Coffee. Sementara pembuatan esprsso didampingi oleh Resianri Triane.
“Sebenarnya apa sih mas perbedaan heavy dan light body itu?,” tanya seorang peserta. Cara merasakannya tak terlalu sulit yaitu hanya dengan menahan kopi di dalam mulut dan merasakan kekentalannya. Dengan satu gelas isi kopi sumatra dan satu Java, dengan jelas para peserta langsung mendeskripsikan citarasa kopi yang diminum mulai dari asam hingga mempunyai sentuhan rasa buah.
Pesertapun diberi kesempatan mencicipi kopi Java hingga Gold Label berupa biji kopi dari lembah Baliem, Papua. Sementara di kelompok lain bersama dengan seorang barista peserta bisa melihat dan mempraktekkan cara membuat espresso yang benar dengen mesin espresso.
Workshop pun diakhiri dengan menyeruput kopi khas Anomali Coffee dan menyantap pastry serta kue andalannya. Sambil menikmati kopi merekapun melanjutkan diskusi dengan Irvan yang berlangsung makin seru karena beberapa peserta sudah mulai berkonsultasi. Belum kebagian tiket workshop ini? Tunggu acara workshop berikutnya ya!